MENYAKITI
DIRI SENDIRI ?
Salah satu perilaku agresif anak tuna
laras adalah perilaku menyakiti diri sendiri. Menyakiti diri sendiri adalah
suatu perbuatan yang dapat mengakibatkan luka pada tubuh, baik itu ringan atau
berat. Menurut Kauffman,
(dalam Sunardi, 1995: 118), ”Beberapa contoh perilaku menyakiti diri sendiri,
misalnya, menampar atau meninju mukanya; membenturkan kepalanya pada tembok, lantai, atau benda di dekatnya; menggigit jari-jari, tangan, lengan, kaki, lidah dan bibirnya; mencabuti rambutnya, alisnya; menggaruk tubuhnya dengan benda tajam; menusukkan benda runcing ke tubuhnya; menyayat tubuhnya dengan silet, pisau, dll. Semua tindakkan itu dilakukan dengan intensitas, kecepatan, dan kemauan tinggi”.
misalnya, menampar atau meninju mukanya; membenturkan kepalanya pada tembok, lantai, atau benda di dekatnya; menggigit jari-jari, tangan, lengan, kaki, lidah dan bibirnya; mencabuti rambutnya, alisnya; menggaruk tubuhnya dengan benda tajam; menusukkan benda runcing ke tubuhnya; menyayat tubuhnya dengan silet, pisau, dll. Semua tindakkan itu dilakukan dengan intensitas, kecepatan, dan kemauan tinggi”.
Kauffman (dalam Sunardi, 1995: 119) mengemukakan
penyebab perilaku menyakiti diri sendiri dalam tiga macam konsep yaitu, konsep biologis,
psikodinamika, dan behavioristik.
1. Konsep biologis, berasumsi bahwa
perilaku menyakiti diri sendiri ini disebabkan oleh kelainan biokimiawi yang
dibutuhkan oleh fungsi otak normal, perkembangan system syaraf pusat yang tidak
sempurna, dan kekurang pekaan tubuh terhadap rasa sakit (berasal dari dalam
tubuh).
2. Konsep psikodinamika, berasumsi
bahwa rasa bersalah merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang
untuk melakukan perilaku agresi diri.
3. Konsep behavioristik, berasumsi
bahwa perubahan tingkah laku disebabkan karena adanya interaksi antara stimulus
dan respon dari lingkungan.
Tentu
dapat kita ketahui akibat dari perbuatan tersebut. Akibatnya yaitu bisa
menyebabkan luka pada tubuh dengan intensitas ringan sampai berat. Diantaraya bisa
menyebabkan lebam pada tubuh, luka parah, kecacatan, bahkan sampai ke kematian.
lalu bagaimana ya seharusnya peran orangtua untuk mencegah hal tersebut ?
BalasHapuslangkah pertama adalah bisa konsultasi dengan psikolog. karena dengan konsultasi ke psikolog, orang tua akan tau apa penyebab utama anak tersebut melakukann hal-halyang tidak diinginkan (menyakiti diri sendiri). kemudian orang tua bisa mengajarkan sedikit demi sedikit budi pekerti kepada anak bahwa hal yang dilakukannya itu tidak baik tentunya dengan disertai alasan-alasan yang nyata sehingga anak bisa menerima. terimakasiih :)
BalasHapus