Minggu, 17 November 2013

MENYAKITI DIRI SENDIRI ?
Salah satu perilaku agresif anak tuna laras adalah perilaku menyakiti diri sendiri. Menyakiti diri sendiri adalah suatu perbuatan yang dapat mengakibatkan luka pada tubuh, baik itu ringan atau berat. Menurut Kauffman, (dalam Sunardi, 1995: 118), ”Beberapa contoh perilaku menyakiti diri sendiri,
misalnya, menampar atau meninju mukanya; membenturkan kepalanya pada tembok, lantai, atau benda di dekatnya; menggigit jari-jari, tangan, lengan, kaki, lidah dan bibirnya; mencabuti rambutnya, alisnya; menggaruk tubuhnya dengan benda tajam; menusukkan benda runcing ke tubuhnya; menyayat tubuhnya dengan silet, pisau, dll. Semua tindakkan itu dilakukan dengan intensitas, kecepatan, dan kemauan tinggi”.
Kauffman (dalam Sunardi, 1995: 119) mengemukakan penyebab perilaku menyakiti diri sendiri dalam  tiga macam konsep yaitu, konsep biologis, psikodinamika, dan behavioristik.
1.      Konsep biologis, berasumsi bahwa perilaku menyakiti diri sendiri ini disebabkan oleh kelainan biokimiawi yang dibutuhkan oleh fungsi otak normal, perkembangan system syaraf pusat yang tidak sempurna, dan kekurang pekaan tubuh terhadap rasa sakit (berasal dari dalam tubuh).
2.      Konsep psikodinamika, berasumsi bahwa rasa bersalah merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang untuk melakukan perilaku agresi diri.
3.      Konsep behavioristik, berasumsi bahwa perubahan tingkah laku disebabkan karena adanya interaksi antara stimulus dan respon dari lingkungan.

Tentu dapat kita ketahui akibat dari perbuatan tersebut. Akibatnya yaitu bisa menyebabkan luka pada tubuh dengan intensitas ringan sampai berat. Diantaraya bisa menyebabkan lebam pada tubuh, luka parah, kecacatan, bahkan sampai ke kematian.

2 komentar:

  1. lalu bagaimana ya seharusnya peran orangtua untuk mencegah hal tersebut ?

    BalasHapus
  2. langkah pertama adalah bisa konsultasi dengan psikolog. karena dengan konsultasi ke psikolog, orang tua akan tau apa penyebab utama anak tersebut melakukann hal-halyang tidak diinginkan (menyakiti diri sendiri). kemudian orang tua bisa mengajarkan sedikit demi sedikit budi pekerti kepada anak bahwa hal yang dilakukannya itu tidak baik tentunya dengan disertai alasan-alasan yang nyata sehingga anak bisa menerima. terimakasiih :)

    BalasHapus