KARAKTERISTIK ANAK TUNA LARAS
1.
Karakteristik
Akademik
Kelainan perilaku akan mengakibatkan
adanya penyesuaian social dan sekolah yang buruk. Akibat penyesuaian yang buruk
tersebut maka dalam belajarnya memperlihatkan cirri-ciri sebagai berikut:
a.
Pencapaian
hasil belajar yang jauh dibawah rata-rata
b.
Seringkali
dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan discipliner.
c.
Seringkali
tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya
d.
Sering
kali membolos sekolah
e.
Lebih
sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu istirahat
f.
Anggota
keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan dari petugas
kesehatan atau bagian absensi
g.
Orang
yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi
h.
Lebih
sering menjalani masa percobaab dari yang berwenang
i.
Lebih
sering melakukan pelanggaran hokum dan pelanggaran tanda-tanda lalu lintas
j.
Lebih
sering dikirim ke klinik bimbingan
2.
Karakteristik
Sosial/Emosional
a. Karakteristik social
Beberapa data tentang anak tunalaras
dengan gangguan sosial antara lain adalah:
1) Mereka datang
dari keluarga pecah (broken home) atau yang sering kena marah karena kurang
diterima oleh keluarganya.
2) Biasa dari
kelas sosial rendah berdasarkan kelas-kelas sosial.
3) Anak yang
mengalami konflik kebudayaan yaitu, perbedaan pandangan hidup antara kehidupan
sekolah dan kebiasaan pada keluarga.
4) Anak
berkecerdasan rendah atau yang kurang dapat mengikuti kemajuan pelajaran
sekolah.
5) Pengaruh dari
kawan sekelompok yang tingkah lakunya tercela dalam masyarakat.
6) Dari keluarga miskin.
7) Dari keluarga
yang kurang harmonis sehingga hubungan kasih sayang dan batin umumnya bersifat
perkara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum anak tunalaras
dari segi social adalah :
1) menimbulkan masalah yang dianggap gangguan
bagi orang lain, dengan ciri-ciri: perilaku tidak diterima oleh masyarakat dan
biasanya melnggar norma budaya, dan perilaku melanggar aturan keluarga,
sekolah, dan rumah tangga.
2) Perilaku tersebut ditandai dengan
tindakan agresif, yaitu tidak mengikuti aturan, bersifat mengganggu, mempunyai
sikap membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja sama.
b. Karakteristik emosional
Macam-macam
gejala hambatan emosi, yaitu:
1) Gentar, yaitu
suatu reaksi terhadap suatu ancaman yang tidak disadari, misalnya ketakutan
yang kurang jelas obyeknya.
2) Takut, yaitu
rekasi kurang senang terhadap macam benda, mahluk, keadaan atau waktu tertentu.
Pada umumnya anak merasa takut terhadap hantu, monyet, tengkorak, dan
sebagainya.
3) Gugup nervous,
yaitu rasa cemas yang tampak dalam perbuatan-perbuatan aneh. Gerakan pada mulut
seperti meyedot jari, gigit jari dan menjulurkan lidah. Gerakan aneh sekitar
hidung, seperti mencukil hidung, mengusap-usap atau menghisutkan hidung.
Gerakan sekitar jari seperti mencukil kuku, melilit-lilit tangan atau
mengepalkan jari. Gerakan sekitar rambut seperti, mengusap-usap rambut,
mencabuti atau mencakar rambut. Demikian pula gerakan-gerakan seperti
menggosok-menggosok, mengedip-ngedip mata dan mengrinyitkan muka, dan
sebagainya.
4) Sikap iri hati
yang selalu merasa kurang senang apabila orang lain memperoleh keuntungan dan
kebahagiaan.
5) Perusak, yaitu
memperlakukan bedan-benda di sekitarnya menjadi hancur dan tidak berfungsi.
6) Malu, yaitu
sikap yang kurang matang dalam menghadapi tuntunan kehidupan. Mereka kurang
berang menghadapi kenyataan pergaulan.
7) Rendah diri, yaitu sering minder yang mengakibatkan
tindakannya melanggar hukum karena perasaan tertekan.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan
Karakteristik fisik/kesehatan anak
tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan
gerakan (tik). Seringkali anak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada
jasmaninya, ia mudah mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap kesehatannya,
merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud kelainan fisik, seperti
gagap, buang air tidak terkendali, sering mengompol dan jorok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar